Indonesia Diambang Kebangkrutan - Srikandi News

Post Top Ad

Responsive Ads Here
Contoh banner 1
Indonesia Diambang Kebangkrutan

Indonesia Diambang Kebangkrutan

Share This


Srikandi News  - Reuters melaporkan, Bank Indonesia kembali mengintervensi pasar valas untuk memperkuat nilai tukar rupiah, Rabu (15/8).

Hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika menyentuh titik terendah, yaitu 14,646 rupiah per dolar. Ini adalah level terendah sejak Oktober 2015. Imbal hasil obligasi pemerintah acuan 10 tahun bergerak mendekati level tertinggi sejak Desember 2016, sedangkan IHSG terus melorot.
Ditambah lagi, di tengah kekhawatiran defisit neraca transaksi berjalan, defisit perdagangan Juli tercatat $2 miliar, defisit terbesar dalam lima tahun dan tiga kali dari yang diperkirakan oleh para analis.
Nanang Hendarsah, kepala departemen pengelolaan moneter BI, mengatakan BI “sedang ada di pasar” untuk mempertahankan nilai tukar rupiah.
BI telah menggelontorkan miliaran dolar untuk memperkuat rupiah. Cadangan devisa Indonesia turun $13,7 miliar dari Februari hingga Juli.

Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 5.127 Triliun


 Bank Indonesia (BI) merilis data Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia periode akhir Mei sebesar US$ 358,6 miliar atau setara dengan Rp 5.127,98 triliun (kurs Rp 14.300) tumbuh 6,8% dibandingkan periode bulan sebelumnya.

Pertumbuhan ini tercatat mengalami perlambatan dibandingkan April 2018 yang tumbuh 7,8%. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman menjelaskan perlambatan pertumbuhan ini terjadi baik pada ULN sektor pemerintah maupun ULN sektor swasta.

"ULN pemerintah tumbuh melambat dipengaruhi oleh pelepasan SBN domestik oleh investor asing sejalan dengan perkembangan likuiditas global," kata Agusman dalam keterangan tertulis, Senin (16/7/2018).
Dia menjelaskan untuk posisi ULN Pemerintah pada Mei 2018 turun dibandingkan dengan posisi akhir April 2018, ini karena adanya net pelunasan pinjaman dan berlanjutnya aksi pelepasan surat berharga negara (SBN) domestik oleh investor asing. 

Kepemilikan SBN domestik oleh investor asing turun hingga US$ 1,1 miliar selama Mei 2018, sebagai antisipasi atas rencana Federal Reserve yang menaikkan tingkat suku bunga pada Juni 2018. Investor asing melepas sementara kepemilikan SBN domestik sambil memperhatikan perkembangan likuiditas global yang menuju pada keseimbangan baru.

Hal itu menunjukkan investor asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik cenderung wait and see dalam menyikapi agenda kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve. 
Dengan perkembangan tersebut, ULN Pemerintah pada Mei 2018 tumbuh melambat menjadi sebesar US$ 179,3 miliar atau sekitar Rp 2.563 triliun. Komposisi ULN Pemerintah itu terbagi dalam SBN (SUN dan SBSN/Sukuk Negara) milik nonresiden sebesar ULN US$ 124,6 miliar dan pinjaman dari kreditur asing sebesar US$ 54,7 miliar.

Sementara itu ULN swasta tumbuh melambat terutama dipengaruhi oleh ULN sektor pertambangan, sektor industri pengolahan, dan sektor pengadaan listrik, gas, dan uap/air panas (LGA). Secara tahunan, pertumbuhan ULN ketiga sektor tersebut pada Mei 2018 masing-masing sebesar 0,2%, 3,3%, dan 11,7%, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya.

"Sementara itu, pertumbuhan ULN sektor jasa keuangan mengalami peningkatan dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 72,4%, relatif sama dengan pangsa pada periode sebelumnya," ujar Agusman.

Perkembangan ULN Indonesia pada Mei 2018 tetap terkendali dengan struktur yang sehat. Hal ini tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Mei 2018 yang tercatat stabil di kisaran 34%.

Rasio tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata negara peers. Berdasarkan jangka waktu, struktur ULN Indonesia pada akhir Mei 2018 tetap didominasi ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 86,3% dari total ULN.

Bank Indonesia berkoordinasi dengan Pemerintah terus memantau perkembangan ULN dari waktu ke waktu untuk mengoptimalkan peran ULN dalam mendukung pembiayaan pembangunan, tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.[sbh]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages